9/27/2015

Keinginan Masyarakat pada Produksi Pertanian dan Ekspor Barang Primer

Keyword: Pertanian, Produktivitas, Komoditas, Ekspor

Dewasa ini Indonesia kental dengan isu rendahnya produktivitas pertanian. Di negara berkembang hal ini disebabkan karena besarnya jumlah penduduk dibandingkan dengan lahan pertanian yang tersedia, juga disebabkan karena teknologi yang dipergunakan pada sektor pertanian masih bersifat primitif, terbatasnya modal fisik dan kemampuan manusianya. Prioritas utama di negara berkembang adalah produksi pertanian dalam pembangunan nasional negara berkembang tergantung pada produksi primer, antara lain bahan baku.
Kondisi sistem perdagangan produk pertanian nasional sering kali disoroti dan ditanggapi mengenai kinerja selama ini yang kurang memuaskan berbagai pihak. Bahkan media massa selalu mengangkat berita sebagai topik utamanya mengenai berbagai persoalan dan permasalahan yang menyangkut produk pertanian domestik serta membanjirnya produk pertanian impor yang semakin banyak beredar dipasaran. Disadari bahwa sorotan ini sangat erat kaitannya dengan usaha pemerintah dalam rangka meningkatkan kualitas dan daya saing produk pertanian, pemberian modal dan tenaga kerja terampil dan berbasis inovasi teknologi dengan memanfaatkan sumber daya lokal secara optimal. Salah satu isu penting yang mengemuka dan perlu dicermati bersama, adalah mengenai adanya peluang bagi indonesia untuk jatuh ke dalam jebakan pangan (food trap), jika pilihan kebijakannya semata-mata bermuara pada penyediaan yang bertumpu pada impor saja. Jebakan pangan yang dimaksud, yaitu suatu kondisi dimana suatu negara mempunyai ketergantungan yang sangat kuat terhadap impor produk pangan.


Sebagai gambaran, komoditas pangan yang mengalami penurunan antara lain produksi jagung yang turun 4,5 persen dari 19,39 juta ton pada 2012 menjadi 18,51 juta ton. Namun demikian, dibanding kebutuhan, produksi jagung masih mencatat surplus 4,1 juta ton, karena kebutuhan nasional masih 14,4 juta ton. Selain jagung, produksi kedelai turun 3,5 persen dari 0,84 juta ton pada 2012 menjadi 0,81 juta ton pada tahun ini.
Produksi kedelai yang menurun dibanding tahun lalu, juga tidak mencukupi kebutuhan nasional.Produksi kedelai nasional sepanjang 2013 sebesar 807.600 ton, sementara kebutuhan nasional mencapai 2,1 juta ton. Rencana perluasan areal tanam baru sebesar 500.000 ha belum tercapai. Kedelai mengalami defisit sepanjang 2013 dengan total defisit 1,3 juta ton. Untuk memenuhi kebutuhan industri tahu-tempe, maka dilakukan impor dimana sampai September 2013 tercatat sebesar 1,2 juta ton.
Komoditas pangan utama yang mengalami penurunan adalah gula pasir. Produksi gula pasir pada tahun ini sebesar 2,54 juta ton, turun 1,9 persen dibanding tahun sebelumnya yang tercatat sebesar 2,59 juta ton.Gula pasir untuk pemenuhan kebutuhan gula konsumsi rumah tangga surplus 384,3 ribu ton, tetapi untuk pemenuhan kebutuhan gula nasional termasuk industri, produksi sebesar 2,54 juta ton masih belum mencukupi. Kekurangan kebutuhan gula nasional tersebut dipenuhi dari cadangan gula tahun 2012 serta impor. Jika ditambah stok 2012 dan impor maka ketersediaan gula sepanjang tahun ini sebesar 3,03 juta ton. Di samping tiga komoditas pangan utama tersebut, komoditas pertanian lainnya yang juga mengalami penurunan produksi adalah ubi jalar dan kacang hijau. Produksi ubi jalar turun 4,71 persen dibanding tahun lalu, sementara produksi kacang hijau turun 26,6 persen.
Dari sisi lain negara-negara berkembang pada umumnya lebih banyak berorientasi kepada produksi barang primer (pertanian, bahan bakar, hasil hutan, dan bahan mentah). Barang-barang primer tersebut merupakan ekspor utama ke negara lain. Dari sisi volume ekspor cukup tinggi, tapi nilai ekspornya rendah. Alhasil kontribusi sektor primer terhadap PDB juga rendah.
Hal ini karena proporsi output pertanian sangat tinggi terhadap perekonomian, sementara sektor indutri sangat kecil. Penyebabnya karena sebagian besar penduduknya berpendapatan rendah dan bekerja sebagai petani dan umumnya buruh tani. Ketergantungan pada ekspor primer disebabkan karena penguasaan teknologi yang rendah, serta jiwa wirausaha yang rendah yang umumnya disebabkan karena rendahnya pendidikan. Ketergantungan terhadap produksi pertanian dan ekspor barang-barang primer. Hal ini dikarenakan: Tingkat produksivitas pertanian yang rendah dan ketergantungan pada ekspor primer.
Bagi negara-negara berkembang, ekspor menjadi tumpuan untuk mendapatkan devisa dalam rangka pembiayaan pembangunan. Peranan sektor pertanian juga sangat penting, khususnya dalam proses awal pembangunan industrialisasi, karena pertanian dapat dianggap sebagai penggerak kegiatan ekonomi, peningkatan produktivitas pertanian merupakan syarat mutlak untuk mengeluarkan masyarakat dari keterbelengguan kehidupan yang bercorak tradisional.

DAFTAR PUSTAKA
Ashariyanto. 2011. Ekonomi Mikro dan Makro, (Online), (http://ashariyanto.wordpress.com).
Gustianti, Indri (dalam Slideshare). 2012. Bab 6, (Online), (http://www.slideshare.net/IndriGustiantiII/bab-6-12117302).
Ramadhani, Silvia. 2013. Ekspor Indonesia Tergelincir di 2013, (Online), (http://economy.okezone.com).
Suryowati, Estu. 2013, Produksi Komoditas Pertanian Ini Turun di 2013, (Online), (http://bisniskeuangan.kompas.com).

No comments:

Post a Comment